PENGERTIAN PENDERITAAN
Definisi Penderitaan
Penderitaan
adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak
menyenangkan. Penderitaan itu ada tiga macam yaitu penderitaan yang
dialami secara lahir (fisik), penderitaan yang dialami secara batin
(mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan dari penderitaan lahir
dan penderitaan batin (fisik dan psikologis). Tentu saja penderitaan
tidak akan mucul jika tidak ada yang menyebabkannya untuk muncul. Disini
saya akan lebih membahas tentang sebab – sebab munculnya sebuah
penderitaan.
Sebab – sebab munculnya penderitaan
Jika
Diklasifikasikan berdasarkan sebab – sebab munculnya penderitaan manusia
itu ada dua, yang pertama yaitu Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia, dan yang kedua Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan / azab tuhan.
Penderitaan yang timbul
karena perbuatan buruk manusia, Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut
dengan nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya
menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki
nasibnya. Allah SWT berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib
hambaku, melainkan Hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan
tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya
sendirilah yang bisa mengubah nasibnya itu. Adapun perbedaan antara
nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya
sedangkan nasib buruk itu manusia lah penyebabnya. Karena Perbuatan
buruk antara sesama manusia menyebabkan menderitanya manusia yang lain,
contohnya : Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa
oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar
dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang
telah ia berikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah
menderita itu dipulihkan. Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang
menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah
pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat
supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan
penderitaan anaknya. Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama
dituliskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur –
pelacur kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum
wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Kaya Rendra ini dipandang
sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu
kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya pun dapat
menimbulkan bagi penderitaan bagi manusia yang lainnya. Tetapi
kebanyakan manusia tidak menyadari karena perbuatannya lah yang
menimbulkan penderitaan pada manusia yang lainnya. Kebanyakan manusia
baru menyadari kesalahannya ketika bencana yang menimbulkan penderitaan
bagi manusia yang lainnya itu sudah terjadi. Contohnya :1. Musibah
banjir dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar
di hutan lindung, kemudian dibabat menjadi lahan tandus dan gundul oleh
manusia – manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi
korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak
dan harta benda yang hilang / musnah. Segenap lapisan masyarakat,
pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari
penderitaan yang mereka derita itu. Perbuatan Lalai, mungkin kurang
control terhadap tangki – tangki penyimpanan gas – gas beracun dari
perusahaan “Union Carbide” di India. Gas – gas beracun dari tangki
penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya,
mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas, dan cacat
fisik. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan
atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan
penderitaan manusia disitu.
Penderitaan yang timbul karena
penyakit, siksaan/azab tuhan, Penderitaan manusia dapat juga terjadi
akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan
optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Bebebrapa
kasus penderitaan dapat diungkapkan berikut ini : Seorang anak lelaki
buta sejak diahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, kecerdasannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat
dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia
memperoleh pendidikan sampai di universitas, dan akhirnya memperoleh
gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah Prof.Dr. Thaha
Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir. Nabi Ayub mengalami
siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun –
tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan merawatnya,
dan ia dikucilkan. Berkat kesabarannya dan kepasrahannya kepada Tuha,
maka seiring berjalannya waktu Nabi Ayub pun sebuh dan tampak lebih
muda, sehingga istrinya tidak mengenalinnya lagi. Disini kita dihadapkan
kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya,
pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan
kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup
lama. Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disevutkan dalam Al –
Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan
sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika
Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar nabi Musa dan para pengikutya
menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para
pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada
tepat ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu
tertutup lagi dan mereka semua tenggelam.
SIKSAAN
Arti
siksaan, siksaan berupa jasmani&rohani bersifat psikis,
kebimbangan, kesepian, ketakutan. Berbicara tentang siksaan, maka
terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa dan akhirnya firman
Tuhan dalam kitab suci Al – Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab
suci Al – Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang
membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al – Quran surat –
surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang
musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta
anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah
didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini,
karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara tentang siksaan
terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin
mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati,
siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia ini
ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan
atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung
ataupun tidak langsung.
Siksaan yang dialami oleh manusia
memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan
neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu
lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati
daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka
berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang
terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan "pintas"
dengan bunuh diri.
KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental yaitu
penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan
mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai
gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan sehingga yang bersangkutan
bertingkah secara kurang wajar. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam
bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks, dirumuskan bahwa yang
disebut kekalutan mental adalah sebagai berikut;
Bentuk gangguan
dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh
gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi
kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga
muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu
organ, atau sistem kejiwaan/mental.
Merupakan totalitas kesatuan
ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial,
dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (Patologi
= Ilmu penyakit).
Secara sederhana, kekalutan mental dapat
dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang
menghadapi persolan yang harus diatasi, sehingga yang bersangkutan
bertingahlaku secara kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu
menjawab sebuah pertanyaan ujian, menggigit-gigit pensil.
Gejala-gejala yang memungkinkan seseorang mengalami kekalutan mental seperti :
Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan
memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah
menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun "Hidup adalah Berjuang
karena Hidup adalah Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu
dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa
tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah perjuangan terlaksana dan
pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya bersosialisasi, dengan
bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang
dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan
penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya
merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Waspada akan
penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat
menghindar dari penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan
melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang -
orang besar disekitar kita yang benar - benar berhasil oleh karena
usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.
Penderitaan kerap kali
disebar luaskan dan diumumkan di berbagai media layaknya Surat Kabar,
TV, Radio, Internet dengan maksud mengetuk hati kita selaku pembaca dan
pendengar media untuk menggerakan rasa empati* rasa kemanusiaan agar
dapat turut berbelasungkawa atas penderitaan yang terjadi dan selaku
manusia sosial yang saling tolong menolog megggerakan hati kita untuk
membantu mereka yang menderita karena bencana, dan penderitaan lainnya.
Penyebab penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
- Hubungan
tidak baik antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan
didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang
mendasari perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu
penderitaan entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku yang
mengalami derita. Hubungan tidak baik antara manusia dengan Alam yang
mengakibatkan bencana, kurangnya kesadaran manusia untuk merawat alam
dan bahkan manusia yang sengaja merusak alam dengan ketamakan hanya
karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
Penderitaan karena cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita
melalui suatu cobaan dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan meberikan
suatu cobaan diluar kemampuan umat-Nya.
- Berbagai pengaruh dari
penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif tergantung
dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini, apabila menyikapi
secara positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu
dengan contoh motto yang telah saya berikan bahwa "Hidup adalah Berjuang
karena Hidup adalah Perjuangan". jadi dia bisa kuat menghadapi
penderitaan dan selalu berusaha kuat untuk menghadapi penderitaan.
Lawannya adalah sika negatif dalam menghadapi penderitaan, ini efek
terparahnya yakni penyesalan, minder berlebihan, tidak bahagia, selalu
putus asa manusia mudah menyerah dalam hidup dan tidak sedikit yang
lebih memilih mati meskipun mati bukanlah cara untuk menyelesaikan
penderitaan.
PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Dalam
zaman serba modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu
lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan
sebagainya mensejahterakan manusia dan senjata, peluru kendali, pabrik
bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal
ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran
reactor nuklir di Uni Soviet , kebocoran gas beracun di India,
pengunaan peluru kendali dalam perang Irak dan yang baru terjadi di
Jepang tepatnya di Fukushima terjadi ledakan reaktor nuklir yang
menyebabkan radiasi nuklir yang membahayakan kesehatan manusia,akibatnya
masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut harus di ungsikan ke
tempat yang jauh dari daerah terkena radiasi.
Beberapa sebab
lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah, kecelakaan, bencana
alam, bencana perang dal lain – lain. Contoh tenggelamnya kapal tampomas
dua diperairan Malasembo, jatuhnya pesawat Hercules yang mengangkut
para perwira muda di Condet, meletusnya gunung galunggung dan perak irak
dan iran.
Berita mengenai penderitaan silih berganti mengisi
lembaran Koran, berita di televisi, radio, dengan maksud supaya orang
yang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia.
Nyatanya tidak sedikit bantuan yang datang dari dermawan dan sukarelawan
berupa material dan tenaga untuk meringankan dan menyelamatkan mereka
dari musibah ini. Media masa adalah salah satu alat yang paling tepat
untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara
cepat kepada masyarakat.
Dengan demikian masyarakat dapat segera
menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutama bagi yang
merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya
dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contoh
bagaimana penderitaan seorang istri yang bernama Manohara akibat
kekerasan rumah tangga yang di filmkan dengan judul “Manohara”, juga ada
berita seperti bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang
mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang di filmkan dengan judul
“Arie Hangara”
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang
disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan
nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan
nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara
sesama manusia maka manusia lain menderita misalnya:
Pembantu
rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah
pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh
Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan
sekaligus merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita
itu dipulihkan.
Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang
menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah
pantas jika dijatuhi hukuman oleh pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman
Rendra dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta"
perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang
wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang
sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkombinasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu
kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia
untuk mengatasi penderitaan itu.
Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita dapat diungkapkan berikut ini :
Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh
orang tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh
pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di
Universitas Dsabone Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru
besar Universitas di Kairo, Mesir.
Nabi Ayub mengalami siksaan
Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia
menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia
dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan
tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini
kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikaphidup yang lemah seperti
kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur karena penyakit Nabi Ayub
yang cukup lama.
PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam
dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif
ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini
diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu
sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif
biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang
kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti
kekerasan, ia berjuangan menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila
sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman
kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan
memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk
mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan
tujuan perbaikan keadaan.keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan
dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa
hambatan harus disingkirkan.